4 Tahap Teknik Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif

Teknik Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif

Teknik analisis data kualitatif adalah teknik mengolah atau mengelola data yang ditemukan di lapangan pada saat penelitan langsung. Ada macam-macam teknik analisis data kualitatif yang bisa digunakan dalam penelitian. James P. Spradley, seorang profesor antropologi asal Amerika Serikat, mengemukakan empat tahapan dalam menganalisis data kualitatif. Terdapat empat tahapan teknik analisis data kualitatif yang disebut Teknik atau Model Spradley. Tahapan-tahapan dalam Teknik Spradley antara lain:

a. Analisis Domain 

Tahap pertama dalam menganalisis data kualitatif berdasarkan Teori Spradley adalah analisis domain. Hal ini berarti peneliti harus mendapatkan gambaran umum dari objek yang diteliti atau dari sebuah isu sosial yang diangkat menjadi tema penelitian.

Gambaran umum bisa didapatkan dari banyaknya data yang diperoleh selama proses pengumpulan data. Setiap data nantinya akan memiliki pos atau domain masing-masing yang akan menjadi panduan dalam melakukan penelitian lanjutan.

Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup pada suatu fokus atau pokok permasalahan yang sedang diteliti. Hasilnya masih berupa pengetahuan/pengertian ditingkat “permukaan” tentang berbagai domain atau kategori-kategori konseptual (kategori-kategori simbolis yang mencakup atau mewadahi sejumlah kategori maupun simbol lain secara tertentu). 

Domain atau kategori simbolis tersebut memiliki makna/pengertian yang lebih luas dari kategori/simbol yang dirangkumnya. Perguruan tinggi, misalnya, merupakan domain atau kategori simbolis dari kategori simbolis yang kita sebut universitas, institut sekolah tinggi, dan akademi (universitas, institut, sekolah tinggi, dan akademi merupakan jenis dari apa yang disebut perguruan tinggi). 




Dalam contoh ini kita menemukan/memahami adanya domain jenis perguruan tinggi, katakanlah dari pembicaraan tentang sistem pendidikan di Indonesia. Kita juga mengenal adanya domain-domain misalnya tenaga kependidikan (tercakup di dalamnya kategori simbol seperti guru, dosen, konselor, supervisor, perencana pendidikan maupun administrator pendidikan).

Dalam melakukan analisis domain, Spradley menyarankan penelusuran hubungan semantik yang bersifat universal (universal semantic relationship); setidaknya ada sembilan tipe hubungan semantic yang dapat digunakan untuk menelusuri domain.

Untuk memudahkan dalam melakukan analisis domain terhadap data yang terkumpul dari bservasi, pengamatan, dan dokumentasi. Maka sebaiknya menggunakan lembaran kerja analisis domain (domain analysis worksheet).

Melalui lembaran kerja, semua included term (rincian domain yang sejenis dikelompokkan) selanjutnya dimasukkan ke dalam tipe hubungan semantik yang sama (sembilan hubungan), dan setelah itu dapat ditentukan masuk ke dalam domain apa.

Berdasarkan lembaran analisis domain tersebut, maka telah ditemukan sembilan domain yang terkait dengan perguruan tinggi, yaitu: tugas perguruan tinggi, bermacam-macam ruang di perguruan tinggi teknik, kepemimpinan, kurikulum berbasis kompetensi, alat yang digunakan mahasiswa untuk mengerjakan tugas kuliah, administrasi perkuliahan, dan gelar lulusan S1.

Dalam pelaksanaan teknik analisis domain, Spradley menyebutkan ada enam langkah yang berinter-relasi, yang secara berurutan adalah:
  1. Memilih pola atau tipe hubungan semantik tertentu atas dasar informasi/fakta yang tersedia dalam catatan lapangan;
  2. Menyiapkan lembaran kerja analisis domain; 
  3. Memilih pertanyaan atau fakta dalam catatan lapangan yang setidak-tidaknya memiliki satu kesamaan tertentu (sejenis/sewarga);
  4. Mencari cover term dan included term yang sesuai dengan suatu pola/tipe hubungan semantik (konsep induk dari sejumlah warga); 
  5. Memformulasikan pertanyaan struktural untuk masing-masing domain; 
  6. Membuat daftar semua domain yang tercakup dari segenap data yang ada.

Berdasarkan langkah tersebut, tampak jelas bahwa temuan domain (pengisian lembaran kerja) dari langkah di atas sebelum dibuatkan daftar finalnya perlu diuji ketercukupan isi masing-masing domain, yaitu dengan mengajukan pertanyaan struktural.

b. Analisis Taksonomi 

Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), taksonomi berarti klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Sehingga, dapat dikatakan, dalam tahapan kedua ini, peneliti perlu melakukan menganalisis pengelompokan data yang telah diperoleh.

Pada tahap analisis taksonomi, semua domain dari data yang sudah didapatkan harus ditelaah dan diteliti kembali. Tujuannya, untuk mengetahui unsur apa saja yang membangun domain-domain data penelitian tersebut.

Jadi analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Dengan demikian domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini.

Pada analisis ini fokus penelitian ditetapkan terbatas pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena/fokus yang menjadi sasaran semula penelitian. Pilihan atau pembatasan fokus tersebut oleh Spradley disarankan supaya menggunakan dasar pertimbangan tertentu.

Sebagai contoh kalau domain yang menjadi fokus penelitian adalah jenjang pendidikan formal, maka melalui analisis taksonomi untuk pendidikan dasar akan terdiri atas Sekolah Dasar (SD/MI) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SMP/MTs); selanjutnya untuk jenjang menengah terdiri atas SMU/MA dan SMK/MAK. Selanjutnya pendidikan tinggi terdiri atas, Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas. Hasil analisis domain (jenjang pendidikan) dan taksonomi (SD s/d Universitas) dapat diuraikan pada gambar berikut.

Analisis Taksonomi

c. Analisis Komponensial 

Setelah selesai menganalisis taksonomi, maka tahapan berikutnya adalah analisis komponensial. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui ciri spesifik dari semua unsur yang menyusun domain data penelitian. Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki keberadaan atau yang kontras. 

Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan. Sebagai contoh, dalam analisis taksonomi telah ditemukan berbagai jenjang dan jenis pendidikan. 

Sebagai contoh, dalam analisis taksonomi telah ditemukan berbagai jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan jenjang dan jenis pendidikan tersebut, selanjutnya dicari elemen yang spesifik dan kontras pada tujuan sekolah, kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan, dan sistem manajemennya.

Menurut Moleong (2005) menyatakan bahwa terdapat Delapan langkah yang dilakukan dalam analisis komponensial yaitu:
  1. Memilih domain yang akan dianalisa;
  2. Mengidentifikasikan seluruh kontras yang telah ditemukan
  3. Menyiapkan lembar paradigma; 
  4. Mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai
  5. Menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu; 
  6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada
  7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data; 
  8. Menyiapkan paradigma lengkap.

d. Analisis Tema Kultural 

Tahapan akhir di dalam analisis data kualitatif menurut Spradley adalah analisis tema kultural. Pada tahap ini, peneliti akan menarik hubungan antar domain data yang sudah diketahui ciri spesifiknya. Hubungan antar domain data itulah yang kemudian menjadi kesimpulan atas semua data penelitian yang telah diperoleh.

Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya merupakan upaya mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada (Sanapiah, 1990). Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan komponensial tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu “konstruksi bangunan” situasi sosial/obyek penelitian yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang, dan setelah dilakukan penelitian, maka menjadi lebih terang dan jelas.

Moleong, (2005) menyatakan bahwa ada tujuh cara untuk menemukan tema, yaitu:
Melebur diri; 
  1. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan; 
  2. Perspektif yang lebih luas melalui pencarian domain dalam pemandangan budaya;
  3. Menguji dimensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis; 
  4. Mengidentifikasi domain terorganisir; 
  5. Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain; 
  6. Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik diantaranya, konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memcahkan masalah.

Selain Teori Spradley, ada macam-macam teknik analisis data kualitatif lainnya. Kali ini lebih umum dan lazim digunakan dalam penelitian.

1. Analisis Konten 

Dalam metode ini, seorang peneliti harus memahami keseluruhan tema pada data kualitatif yang ia miliki. Artinya, peneliti harus melakukan pembahasan mendalam terhadap isi dari materi informasi tertulis atau terdokumentasi, baik itu di media massa maupun dari buku-buku yang menjadi referensi penelitian.

Pelopor metode analisis konten adalah Harold Dwight Lasswell, seorang ahli politik terkemuka asal Amerika Serikat dan seorang pencetus teori komunikasi. Uniknya, metode penelitian menggunakan analisis konten hampir dapat digunakan oleh semua disiplin ilmu sosial. 

Namun, tiga bidang keilmuan yang penelitiannya banyak menggunakan analisis konten di antaranya adalah penelitian sosio-antropologis, penelitian komunikasi umum, dan ilmu politik.

2. Analisis Naratif 

Dalam teknik analisis naratif, peneliti mesti mencari cara agar suatu ide atau cerita dapat dikomunikasikan dengan jelas kepada pihak-pihak yang berwenang. Metode penelitian ini biasanya digunakan dalam menyusun tingkat kepuasan atau penilaian pelanggan, proses operasional, perasaan karyawan terhadap perusahaan, dan sebagainya. Perusahaan-perusahaan banyak menggunakan teknik analisis data kualitatif naratif. Manajemen biasanya ingin memahami kultur atau budaya perusahaan. Setelah itu, mereka bisa menyusun strategi pengembangan bisnis.

3. Analisis Wacana 

Metode teknik analisis wacana biasa digunakan untuk menganalisis interaksi orang. Dengan kata lain teknik analisis wacana pada penelitian kualitatif bertujuan untuk menganalisis wacana-wacana atau komunikasi antarorang dalam konteks tertentu.

Selain itu, teknik analisis data yang sering digunakan pada penelitian kualitatif yaitu teknik analisis flow chart analysis atau analisis data mengalir (Miles-Huberman), teknik analisis data model spredley, analisis deskriptif, analisis isi (content analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Dari kelima teknik analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Teknik analisis Flow Chart Analysis 

Menurut Miles dan Huberman menyatakan bahwa teknik analisis data mengalir merupakan salah satu teknik analisis data yang sering digunakan pada penelitian kualitatif. Kemudian Miles-Huberman menyatakan bahwa data mengalir ini terdiri dari tiga aktivitas, yaitu reduksi data, display data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. 

Pada prinsipnya, kegiatan analisis data ini dilakukan sepanjang kegiatan penelitian (during data collection), dan kegiatan yang paling inti mencakup penyederhanaan data (data reduction), penyajian data (data display), dan verification/conclusion (menarik kesimpulan).

a) Reduksi data (data reduction) 

Reduksi data (data reduction) menunjukkan proses bagaimana menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, serta mentransformasikan data mentah yang muncul dalam penulisan catatan lapangan. Reduksi data bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis.

Reduksi data adalah bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan akhir. 

Reduksi data (data reduction) termasuk kegiatan pengorganisasian data sehingga dapat membantu serta memudahkan peneliti dalam melakukan analisis selanjutnya. Tumpukan data yang diperoleh di lapangan akan direduksi dengan cara merangkum, kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan fokus penelitian.

Dalam bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai tempat penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada murid-murid yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkategorikan pada aspek gaya belajar, perilaku sosial, interaksi dengan keluarga dan lingkungan serta perilaku di kelas.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh Karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukkan reduksi data. Ibarat melakukan penelitian di hutan, maka pohon-pohon atau tumbuhan-tumbuhan dan binatang-binatang yang belum dikenal selama ini, justru dijadikan fokus untuk pengamatan.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

b) Sajian/tampilan data (data display) 

Adapun sajian/tampilan data (data display) merupakan usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam upaya menggambarkan kesimpulan dan mengambil tindakan. Biasanya bentuk display (penampilan) data kualitatif menggunakan teks narasi. 

Sebagaimana reduksi data, kreasi dan penggunaan display juga bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis, akan tetapi merupakan bagian dari analisis. Dengan demikian, sajian/tampilan data (data display) merupakan upaya peneliti untuk mendapatkan gambaran dan penafsiran dari data yang telah diperoleh serta hubungannya dengan fokus penelitian yang dilaksanakan. 

Untuk itu, sajian data dapat dibuat dalam bentuk matriks, grafik, tabel, dan sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcard dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Dalam prakteknya tidak semudah apa yang didapat di lapangan karena fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama dilapangan akan mengalami perkembangan data. 

Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. 

Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan dilapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus.

Ada 9 (sembilan) model penyajian data menurut Miles dan Huberman (Muhadjir, 2010) yaitu:
Model untuk mendeskripsikan data penelitian, seperti dalam bentuk organigram, peta geografis dan lainnya; 
Model yang dipakai untuk memantau komponen atau dimensi penelitian yang disebut dengan check list matrix. Karena matrix itu berupa tabel dua dimensi, maka pada barisnya dapat disajikan komponen atau dimensinya, dan pada kolomnya disajikan kurun waktunya, atau penelitiannya. Isi check list hanyalah tanda-tanda singkat apakah data atau tidak, data sudah terkumpul atau belum dan semacamnya;
  1. Model untuk mendeskripsikan perkembangan antar waktu. Model ini pada kolomnya disajikan kurun waktunya, sebagaimana model 2 di atas. Bedanya pada model 3 ini isi tiap segmen bukan sekedar tanda check, tetapi deskripsi verbal dengan satu kata atau pharase
  2. Model keempat ini berupa matrix tata peran, yang mendeskripsikan pendapat, sikap, kemampuan atau lainnya dari berbagai pemeran, seperti siswa, guru-kepala sekolah. Misalnya, barisnya berupa sswa atau guru, pada kolomnya disajikan metodenya, seperti wawancara, observasi dan lainnya; 
  3. Model kelima adalah matrix konsep terklaster. Keterhubungan variabel dapat tampak ketika diberi penjelasan atau diberi kriteria pengklasteran. Model ini terutama untuk meringkaskan berbagai hasil penelitian dari berbagai ahli yang pokok perhatiannya berbeda; 
  4. Model keenam adalah matrix tentang efek atau pengaruh. Model ini hanya mengubah fungsi kolom-kolomnya, diganti untuk mendiskripsikan perubahan sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan, sebelum dan sesudah deregulasi dan semacamnya;
  5. Model ketujuh adalah matrix dinamika lokasi. Melalui model ini diungkap dinamika lokasi untuk berubah. Pada barisnya diisi tentang komponen atau fungsi, sedangkan pada kolomnya efek jangka pendek, jangka panjang atau barisnya diisi dengan hambatan atau kesulitan, sementara kolomnya diisi issuesnya, bagaimana dilaksanakan dan bagaimana dipecahkan. Model ini untuk melihat dinamika sosial suatu lokasi; 
  6. Model kedelapan adalah menyusun daftar kejadian. Daftar kejadian dapat disusun kronologis atau diklasterkan; 
  7. Model sembilan adalah jaringan klausal dari sejumlah kejadian yang ditelitinya.

c) Verifikasi atau pembuatan/penarikan kesimpulan 

Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan kegiatan merumuskan kesimpulan penelitian, baik kesimpulan sementara maupun kesimpulan akhir. Kesimpulan sementara ini dapat dibuat terhadap setiap data yang ditemukan pada saat penelitian sedang berlangsung, dan kesimpulan akhir dapat dibuat setelah seluruh data penelitian dianalisis.

Dengan demikian, menarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion and verification) merupakan aktivitas analisis, di mana pada awal pengumpulan data, seorang analis mulai memutuskan apakah sesuatu bermakna, atau tidak mempunyai keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proposisi. Dengan demikian, komponen-komponen analisis data dalam model interaktif dapat digambarkan sebagai berikut.

Konsep Penarikan Kesimpulan

2. Teknik analisis data model Spredley

Keseluruhan proses penelitian menurut Model Spredley terdiri dari pengamatan deskriptif, analisis domain, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponensial, dan diakhiri dengan analisis tema. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan penelitian dilakukan secara silih berganti antara pengumpulan data dengan analisis data sampai pada akhirnya keseluruhan masalah penelitian terjawab.

3. Analisis Deskriptif (Descriptive Analysis) 

Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan/penyusunan data, serta penafsiran data tersebut secara deskriptif. Analisis deskriptif dapat bersifat memberi gambaran reflektif atau komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan kasus/fenomena tertentu. 

4. Analisis Isi (Content Analysisi) 

Menurut Bambang Setiawan (1995) analisis isi (content analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan kesahihan data dengan memperhatikan konteksnya. Bambang Setiawan menyontohkan analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.

Hingga saat ini beberapa karya penelitian yang menggunakan analisis isi (content analysis) ini antara lain dapat dilihat dari karya seperti Max Weber dalam bukunya The Protestant Ethic dan The Spirit of Capitalism. Dalam bukunya tersebut, ia berusaha menjelaskan makna “Spirit of capitalism”.

Dalam penelitian kualitatif, analisis isi (content analysis) digunakan untuk mengenali simbol-simbol dalam komunikasi tersebut, sehingga memungkinkan terbaca dalam interaksi sosial, serta terbaca dan dapat diolah serta dianalisis oleh peneliti.

5. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis) 

Semiotika dilihat dari segi terminologis merupakan ilmu yang mempelajari objek pengamatan, peristiwa tertentu, serta kebudayaan sebagai isyarat (tanda) yang dapat dipahami secara luas dalam masyarakat. 

Analisis secara semiotik merupakan upaya untuk mempelajari linguistik-bahasa, serta semua perilaku manusia yang dapat membawa makna ataupun fungsi tertentu sebagai tanda (simbol/isyarat). Analisis semiotik biasanya menggunakan bahasa, juga sering digunakan obyek tertentu, pemikiran tertentu, mode pakaian, mitos/ kepercayaan yang menunjukkan identitas masyarakat tertentu atau makna tertentu dalam masyarakat.




Analisis semiotik ini biasanya digunakan seperti dalam adat dan budaya lokal seperti mandi safar dalam tradisi masyarakat Bugis, mandi kaye’ dalam tradisi masyarakat Jambi, mitoni dalam tradisi Jawa, ngaben dalam tradisi adat Bali, tradisi pindah rumah dengan gelar adat tertentu, dan sebagainya. 

Tanda, simbol atau isyarat dari tradisi adat dan budaya lokal seperti ini menimbulkan makna tersendiri di kalangan penganutnya, sehingga pengungkapannya oleh peneliti harus digali dengan ‘memaknai’ simbol, tanda atau isyarat yang muncul dalam adat dan tradisi budaya lokal tersebut. Dengan pemaknaan ini, peneliti dapat memaknai identitas budaya masyarakat tertentu yang menjadi lahan/obyek penelitian yang sedang dijalankan.

Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa dalam analisis semiotik, seorang peneliti haruslah dapat menangkap bahasa tertentu yang digunakan oleh masyarakat, obyek tertentu yang diteliti, pemikiran masyarakat tertentu, mode berpakaian, serta mitos/ kepercayaan yang diyakininya.


Itulah pembahasan materi mengenai Teknis Analisi Data Pada Penelitian Kualitatif yang mimin ambil dari makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Semoga bermanfaat dan mudah untuk dipahami yah teman. Tetap semangat dalam menjalani hari-harinya. Terima kasih semua.

Advertisement

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "4 Tahap Teknik Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif"

Post a Comment