Bentuk-Bentuk Instrumen Dalam Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif

Instrumen Penelitian 

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupaangket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama chek-list.

Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. 

Dalam hal ini terdapat dua macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan non-tes. Instrumen penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Tes memiliki sifat mengatur, sedangkan non tes memiliki sifat pengampun. Tes terdiri diantara beberapa jenis, diantaranya tes tertulis, tes lisan, dan testindakan, sedangkan non tes terdiri dari angket, observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek skala penilaian, studi dokumentasi, dan sebagainya.

Bentuk Instrumen Dalam Penelitian
Pixabay.com

a. Bentuk Instrumen Tes 

Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.

Berdasarkan sasaran dan objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes, yaitu: 
  1. Tes kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang yang menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan, bakat khusus, dan sebagainya
  2. Tes bakat atau aptitude test, tes ini digunakan untuk mengetahui bakat seseorang,
  3. Tes inteligensi atau intelligence test, dilakukan untuk memperkirakan tingkat intelektual seseorang
  4. Tes sikap atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam menghadapi suatu kondisi
  5. Tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu
  6. Tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk mengetahui pencapaian seseorang setelah ia mempelajari sesuatu

Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi kemampuan hasil belajar siswa di sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki baik setelah menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi yang telah disampaikan.

b. Bentuk Instrumen Angket atau Kuesioner 

Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan ketahuinya.

Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti:
  1. Kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri, bentuknya sama dengan kuesioner isian
  2. Kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda 
  3. Kuesioner langsung, responden menjawab pertanyaan seputar dirinya 
  4. Kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan orang lain 
  5. Check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia 
  6. Skala bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju terhadap pernyataannya

Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat pertanyaandengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan.




Kemudian tidak menanyakan halyang tidak perlu semisal nomor telp responden yang jelas tidak akan di oleh dalam penelitian.Dalam menata tampilan pada lembar kuesioner, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kemudahan mengisi, dan kemudahan memeriksa jawaban. 

Oleh karena itu diperlukan kreativitas untuk membuat tampilan kuesioner menjadi enak dibaca,seperti penggunaan garis-garis dan kotak pada hal-hal yang dianggap penting, penggunaanwarna-warna dan hiasan, serta meletakkan kelompok pertanyaan tentang identitas pengisi, pengantar, dan pertanyaan inti pada tempat yang berbeda.

Bentuk tes seperti ini dapat saudara laksanakan salah satunya ketika menyelesaikan tugas akhir terkait dengan bidang garapan ke SD an diantaranya membuat laporan tugas akhirpenyelesaian studi seperti skripsi.

c. Bentuk Instrumen Interviu

Suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) dinamakan interviu. Instrumennya dinamakan pedoman wawancara atau inter view guide. Dalam pelaksanaannya, interviu dapat dilakukan secara bebas artinya pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara tanpa harus membawa lembar pedomannya. Syarat interviu seperti ini adalah pewawancara harus tetap mengingat data yang harus terkumpul.

Lain halnya dengan interviu yang bersifat terpimpin, si pewawancara berpedoman pada pertanyaan lengkap dan terperinci, layaknya sebuah kuesioner. Selain itu ada juga interviu yang bebas terpimpin, dimana pewawancara bebas melakukan interviu dengan hanya menggunakan pedoman yang memuat garis besarnya saja. 

Kekuatan interviu terletak pada keterampilan seorang interviewer dalam melakukan tugasnya, ia harus membuat suasana yang tenang, nyaman, dan bersahabat agar sumber data dapat memberikan informasi yang jujur. Si interviewer harus dibuat terpancing untuk mengeluarkan informasi yang akurat tanpa merasa diminta secara paksa, ibaratnya informasi keluar seperti air mengalir dengan derasnya.

Tes ini sangat tepat dilakukan oleh peneliti yang ingin mendapatkan informasi terkini terkait dengan berbagai kejadian, seperti ketika seorang guru sekolah dasar ingin mendapatkan gambaran menyeluruh tentang keinerja salah seorang guru di sekolah tertentu, maka lakkukan dengan wawancara diantaranya dengan kepala sekolah, dengan teman sejawat serta wawancara dilakukan dengan sebagian siswa yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan guru terkait.

d. Bentuk Instrumen Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.

Instrumen observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa digunakan dalam observasi sitematis dimana si pelaku observasi bekerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat. Pedoman tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi atau kegiatan yang akan diamati. 

Sebagai contoh, observasi yang dilakukan di sebuah sekolah, objek yang akan diamati ditulis dalam pedoman tersebut secara berurutan dalam sebuah kolom yang akan di tally, isi daftarnya adalah berbagai peristiwa yang mungkin terjadi di sekolah tersebut seperti: kepala sekolah memberi pengarahan kepada guru-guru, guru piket mengisi materi pada kelas yang pengajarnya berhalangan hadir, petugas administrasi mengisi buku induk siswa, penjaga sekolah memelihara peralatan kebersihan sekolah, murid-murid berseragam rapih, dan sebagainya. 

Bekerja dengan pedoman pengamatan seperti ini dinamakan sistem tanda (sign system), data yang didapatkan berupa gambaran singkat (snapshot) mengenai situasi warga sekolah dalam suatu hari tertentu.

Ada lagi satu bentuk instrumen observasi yang dinamakan category system, yaitu sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel. Hal yang diamati terbatas pada kejadian-kejadian yang termasuk dalam kategori variabel, di luar itu, setiap kejadian yang berlangsung tidak diamati atau diabaikan saja. 

Contoh, pengamatan terhadap kinerja kepala sekolah, maka kejadian yang diamati dan ditally adalah kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu, kepala sekolah mengamati proses belajar mengajar, kepala sekolah membuat rancangan program peningkatan kualitas guru dan murid, dan sebagainya. Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa kepala sekolah tersebut memiliki kinerja yang baik atau buruk.

Selain bentuk instrumen berupa pedoman pengamatan, terdapat juga instrumen observasi dalam bentuk tes yang digunakan untuk mengamati aspek kejiwaan. Kemudian bentuk kuesioner yang diberikan kepada responden untuk mengamati aspek-aspek yang ingin diselidiki, dan rekaman gambar serta rekaman suara yang digunakan sebagai penyimpan sumber data, dimana sumber data dapat diamati lebih lama bahkan berulang-ulang sesuai kebutuhan.

e. Bentuk Instrumen Skala Bertingkat atau Rating Scale 

Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atauskala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. 

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataanyang diskalakan mudah diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur. Untuk mengantisipasi ketidakjujuran jawaban dari responden, maka perlu diwaspadai beberapa hal yang mempengaruhinya. 

Menurut Bergman dan Siegel dalam Suharsimi (2002) faktor yang berpengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden adalah :
  1. Persahabatan
  2. Kecepatan menerka
  3. Cepat memutuskan
  4. Jawaban kesan pertama
  5. Penampilan instrumen
  6. Prasangka
  7. Halo effects
  8. Kesalahan pengambilan rata-rata
  9. Kemurahan hati

f. Bentuk Instrumen Dokumentasi 

Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. 




Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan gejala.

Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hhukum, dan peraturan-peraturan yang pernah berlaku. Subjek penelitiannya dapat berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, bahkan benda-benda bersejarah seperti prasasti dan artefak.


Itulah pembahasan mengenai materi tentang  Bentuk-Bentuk Instrumen Dalam Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif yang mimin ambil dari makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Semoga bermanfaat dan mudah untuk dipahami. Selalu libatkan Tuhan dalam segala usaha yang sedang kamu kerjakan. Semangat teman. . .

Advertisement

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bentuk-Bentuk Instrumen Dalam Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif"

Post a Comment