METODE PENELITIAN EKSPERIMEN: PENGERTIAN, TUJUAN, SYARAT, LANGKAH, VARIABEL DAN DESAIN

Pengertian Penelitian Eksperimen 

Menurut Alsa (2004) Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan. Manurut Hadi 1985 dalam Wahyuni (2013) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship). 

Menurut Sugiyono (2011) metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Fraenkel (2012) Penelitian eksperimen bertujuan untuk Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian, memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen, dan menarik generalisasi hubungan antarvariabel.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain.

Metode Penelitian Eksperimen
Pixabay.com

Tujuan Penelitian Eksperimen 

Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. 

Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang Pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.




Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

Syarat Penelitian Eksperimen 

Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Menurut Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
  1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian 
  2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama. 
  3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya 
  4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group)

Langkah Penelitian Eksperimen 

Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay 1982 dalam Nursyahidah (2012). langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut.
  1. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti. 
  2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 
  3. Pembuatan atau pengembangan instrumen. 
  4. Pemilihan desain penelitian.
  5. Eksekusi prosedur.
  6. Melakukan analisis data. 
  7. Memformulasikan simpulan.

Langkah-langkah pokok penelitian eksperimen meliputi:
  1. Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan. 
  2. Identifikasi dan definisikan masalahnya. 
  3. Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya. 
  4. Susun rencana eksperimennya: a). Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol variabel tersebut. b). Pilihlah rancangan penelitiannya. c). Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi, tentukan subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompokkelompok perlakuan eksperimen. d). Pilih atau susun dan validasi instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil eksperimen. e). Rancangkan prosedur pengumpulan data dan kemungkinan melakukan pilot atau uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau rancangan. f). Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
  5. Lakukan eksperimen
  6. Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang diperkirakan akan ada. 
  7. Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian. 
  8. Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, berikan diskusi, dan buatlah laporannya.

Variabel dalam Penelitian Eksperimen 

Menurut Ahyan (2012) jenis variabel yang terkait dengan penelitian eksperimen yaitu:
  1. Variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) Variabel bebas merupakan variabel atau kondisi yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel atau kondisi yang mengalami perubahan ketika peneliti mengganti variabel bebas. 
  2. Variabel organismik atau variabel atribut Variabel ini tidak dapat diubah atau dimanipulasi oleh peneliti. Seperti variabel bebas: umur, jenis kelamin, suku, dan lainnya yang sejenis. 
  3. Variabel imbuhan Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol yakni variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, tetapi mempunyai pengaruh yang berarti pada variabel terikat. Seperti variabel antusias guru, usianya, tingkat sosial ekonominya, dan lain sebagainya.

Bentuk Desain Eksperimen 

Menurut Ahyan (2012) bentuk desain eksperimen yaitu:

a. Pre-Experimental Designs (Poor Experimental Designs) 

Pre-experimental designs merupakan desain yang belum merupakan desain sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependent variable). Hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable). Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada beberapa bentuk pre-experiment designs yaitu:

1. One-Shot Case Study 

Di dalam one-shot case study terdapat sebuah kelompok yang diberi perlakuan (tanpa pretest) dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Variabel bebasnya adalah perlakuan tersebut, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil dari observasi tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:


  • X = Perlakuan yang diberikan (varibel bebas) 
  • O = Observasi (variabel terikat)

2. One-Group Pretest-Posttest Design 

Pada desain ini, sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu diberikan pretest . Oleh karena itu, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:


  • O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
  • O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
  • O2-O1 = Pengaruh perlakuan

3. Intact-Group Comparison 

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:

Desain Penelitian Eksperimen

  • O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
  • O2 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
  • O1-O2 = Pengaruh perlakuan

Ketiga bentuk desain tersebut bila diterapkan untuk penelitian, akan banyak varibel-variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.

b. True Experimental Design 

Dalam desain true experimental design ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Sehingga kualitas pelaksanaan rancangan penelitian (validitas internal) dapat menjadi tinggi. Ciri dari desain ini adalah sampel yang digunakan dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara acak (random). Ada dua bentuk desain ini yaitu:

1. Posttest Only Control Design


Desain Penelitian Eksperimen

Dalam desain ini terdapat dua kelompok (R) yang masing-masing dipilih secara acak. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberikan perlakuan. Pengaruh adanya perlakuan adalah O1 : O2. Pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test.

2. Pretest Group Design


Desain Penelitian Eksperimen

Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

c. Factorial Design 

Desain faktorial merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat). Paradigma desain faktorial dapat digambarkan sebagai berikut:

Desain Penelitian Eksperimen

Pada desain ini, semua kelompok dipilih secara acak, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk dinyatakan baik jika setiap kelompok nilai pretestnya sama.

Jadi, O1 = O3 = O5 = O7. Y1 dan Y2 sebagai variabel moderator. 

Pengaruh perlakuan kelompok laki-laki
(Y1) = (O2 – O1) – (O4 – O3).

Sedangkan pengaruh perlakuan kelompok perempuan 
(Y2) = (O6 – O5) –(O8 – O7).

d. Quasi Experimental Design 

Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, akan tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Ada dua bentuk desain ini yaitu:

1. Time-Series Design

 
 

Dalam desain ini, kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara acak. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi perlakuan.
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besar pengaruhnya perlakuan adalah (O5 + O6 + O7 + O8) - O1 + O2 + O3 + O4).

2. Nonequivalent Control Group Design 

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara acak.

Validitas Penelitian Eksperimen

Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu. Menurut Yatim Riyanto dalam Zuriah (2006) Ada dua jenis validitas eksperimen yaitu:

a. Validitas internal 

Suatu eksperimen memiliki validitas internal jika faktor-faktor yang dimanipulasi (variabel bebas) benar-benar murni memberikan pengaruh atau efek pada fenomena pada variabel terikat tergantung yang diobservasi dalam latar eksperimen. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah:
  1. Kematangan Perubahan seorang dari waktu ke waktu yang diakibatkan oleh reaksi wajar dari kematangannya dapat mengganggu dalam menerjemahkan perubahan. 
  2. Peristiwa insidental Penampilan subjek yang diobservasi oleh peneliti dapat dipengaruhi oleh peristiwa spesifik yang bersifat eksternal yang muncul secara insidental. 
  3. Ujian Proses ujian awal pada permulaan eksperimen dapat menghasilkan perubahan pada diri subjek yang terkena eksperimen. 
  4. Pengukuran yang tak stabil Penggunaan alat dan teknik pengukuran yang tidak reliabel dan akurat untuk mendeskripsikan dan mengukur aspek-aspek tingkah laku, termasuk suatu ancaman terhadap validitas eksperimen. 
  5. Regresi statistik Eksperimen yang berpola pretests-posttest biasanya mengalami ancaman ini. Subjek-subjek yang nilainya tinggi pada pretest , tidak menutup kemungkinan nilainya pada posttest akan rendah, dan sebaliknya. 
  6. Seleksi sampel yang berbeda Memilih sampel yang tidak equivalen antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat mengancam validitas internal. 
  7. Adanya mortalitas sampel eksperimen Eksperimen yang berjangka panjang dapat saja sampelnya menguap karena kematian atau putus di tengah jalan.




b. Validitas eksternal 

Biasanya eksternal biasanya mengacu pada hubungan antara variabel yang ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada situasisituasi noneksperimental. Validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan temuan eksperimen untuk digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal adalah:
  1. Latar eksperimen buatan Ada kemungkinan peneliti membuat suasana dan kondisi eksperimen buatan yang sedemikian rupa dalam rangka mempertajam kontrol terhadap variabel imbuhan. 
  2. Pengaruh Placebo Hawthorne Pengaruh ini menunjuk kepada ancaman yang bersifat psikologis. Subjek yang tahu bahwa dirinya berada dalam suatu eksperimen dapat menjadi variabel imbuhan dan membuat biasnya eksperimen. 
  3. Campur tangan perlakuan sebelumnya Suatu eksperimen yang orangnya itu-itu saja (kelompok tunggal), baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. 
  4. Tes/Ujian Validitas suatu instrumen selalu bergantung kepada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid untuk satu situasi mungkin tidak valid pada situasi yang lain. 
  5. Pilihan yang bias Pilihan yang bias terhadap sampel dalam kelompok eksperimen dan kontrol (tidak equivalen) dapat mengancam validitas eksternal juga.

Contoh penelitian Eksperimental

Berikut contoh-contoh penelitian eksperimen, yaitu :
  1. Menyelidiki pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar.
  2. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap para siswa SMP, dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang diperkenalkan dan tidak diperkenalkan dengan program tersebut tersebut dengan menggunakan pretest-posttest design, dimana hanya setengah dari siswa-siswa tersebut diberikan pretest untuk menentukan seberapa banyak perubahan sikap dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan. 
  3. Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah Dasar, antara siswa yang berasal dari Taman Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak.

Itulah pembahasan materi tentang Metode Penelitian Eksperimen yang mimin ambil dari Makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Semoga bermanfaat dan mudah untuk dipahami. Tetap semangat atas apa yang sedang diperjuangkan, dan jangan lupa selalu bersyukur ya. Semangatt semuaaa. . .

Advertisement

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "METODE PENELITIAN EKSPERIMEN: PENGERTIAN, TUJUAN, SYARAT, LANGKAH, VARIABEL DAN DESAIN"

Post a Comment