PENGERTIAN DAN JENIS POPULASI, SAMPEL DAN SUBJEK PENELITIAN

Pengertian Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengan data bukan barang atau bendanya. 

Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Ridwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian.

Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam Sugiyono (2006:117).

Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi adalah :
  1. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan. 
  2. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah ditetapkan. 
  3. Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu. 
  4. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasika

Populasi Sampel dan Subjek Penelitian

Jenis-jenis Populasi 

Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
  1. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa. 
  2. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang memiliki jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.

Selain itu masalah populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut:
  1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
  2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Pengertian  Sampel

Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya. Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut:
  1. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara tertentu dengan benar. 
  2. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
  3. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai (Atherton & Klemmack, 1982; Goode & Hatt, 1952).




Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang representatif seperti ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.

Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya memadai untuk dapat menmeyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi. 

Bailey (1982) berpendapat bahwa untuk penelitain yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum.

Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya suatu sampel jika kita dapat memperkirakan besarnya simpangan baku (standard deviation) populasi dan kita menetapkan kesalahan maksimum yang dapat kita terima dalam menaksir rata-rata populasi.

Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009) antara lain:
  1. Dalam menentukan populasi target. Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja. 
  2. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target. Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadappemberian layanan BK disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang belum mendapatkan layanan BK di sekolah. 
  3. Salah dalam menentukan wilayah. Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya dilakukan di daerah perdesaan saja. 
  4. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya. 
  5. Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.

Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Macam-macam teknik sampling:

a. Probabillity Sampling (pengambilan sampel bardasarkan peluang)

Probabillity Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:

1. Simple Random Sampling (pengambilan sampel secara acak) 

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Prosedur pengambilan sampel dalam suatu survei biasanya dilakukan tanpa pengembalian. Pengambilan sampel tanpa pengembalian seperti ini disebut simple random sampling (Bailey, 1982). 

2. Propotionate Stratified Random Sampling 

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. 

3. Disproportionate Stratified Random Sampling 

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. 

4. Cluster sampling (Area Sampling) 

Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Arti cluster adalah tandan, rumpun, atau kelompok. Berbeda dengan teknik-teknik sampling sebelumnya, dalam teknik samplin ini yang menjadi unit sampling dalam kerangka sampling adalah rumpun-rumpun, bukan unsur-unsur sampling itu sendiri. 

Oleh karena itu, dengan teknik sampling ini, akan dilakukan pengambilan sampel lebih dari satu tahap yang disebut multi-stage random sampling. Pada tahap pertama, dipilih beberapa rumpun dari semua rumpun yang ada. Pada tahap kedua, dapat dipilih rumpun-rumpun yang lebih kecil daripada rumpun yang sudah terpilih, atau dapat langsung dipilih unsur-unsurnya, bergantung kepada sifat populasinya.

Teknik sampling ini dilakukan jika kerangka sampling yang berisi unsur-unsur sampling tidak dapat dibuat atau tidak praktis untuk membuatnya. Misalnya, suatu penelitian akan dilakukan dengan populasi anak asuh dalam panti-panti asuhan. 

Pada tahap ketiga, dapat diambil semua anak asuh yang tinggal di rumah atau barak yang terpilih, atau juga dapat diambil sampel lagi dari seluruh anak asuh yang tinggal di rumah atau barak yang terpilih. Dalam hal yang terakhir ini, maka perlu dibuat kerangka sampling ketiga dengan nama-nama anak asuh di rumah atau barak yang terpilih sebagai unit samplingnya.

Jika rumpun-rumpun yang menjadi unit sampling merupakan daerah atau wilayah geografis, seperti misalnya kota, kecamatan, atau desa, maka teknik sampling ini disebut area rando sampling.

b. Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang)

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan demikian, sampel yang diambil tidak dapat dikatakan sebagai sampel yang representatif sehingga sukar untuk melakukan generalisasi di luar sampel yang diteliti. Teknik sampling ini meliputi :

1. Teknik sistematis 

Teknik sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Sampling kuota Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang di inginkan. Teknik ini mirip teknik stratified random sampling, kecuali tanpa menggunakan teknik acak. 

Setiap lapisan dalam populasi harus mewakili dengan proporsi yang sama seperti proporsi dala populasinya. Dengan proporsi tersebut maka jumlah unsur atau kuota untuk setiap lapisan dapat ditentukan. Siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel dari setiap lapisan (stratum), diserahkan kepada pengumpul data, asalkan ia termasuk dalam lapisan yang bersangkutan dan jumlahnya sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Accidental sampling (pengambilan sampel secara kebetulan) 

Accidental sampling (pengambilan sampel secara kebetulan) adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Teknik ini juga disebut incidental sampling atau convenience sampling. Seperti ditunjukan oleh namanya, orang yang diambil sebagai anggota sampel adalah mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang mudah ditemui atau di jangkau. 

3. Sampling purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam teknik ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang menurut dia sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Jadi, pengumpul data yang telah diberi penjelasan oleh penelitiakan mengambil siapa saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. 

4. Sampling jenuh 

Sampling jenuh  adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. 

5. Snowball sampling (pengambilan sampel seperi bola salju) 

Snowball sampling (pengambilan sampel seperi bola salju) adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam teknik ini, penugumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan anggota sampel. Mereka kemudian mejadi sumber informasi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan anggota sampel dan selanjutnya diminta menunjukkan orang lain lagi yang memenuhi kriteria menjadi anggota sampel. Demikian prosedur ini dilanjutkan sampai jumlah anggota sampel yang diinginkan terpenuhi.

Pengertian Subjek Penelitian

Dalam dunia sering kali calon peneliti masih mencampuradukkan antara istilah subjek penelitian, responden dan sumber data. Meskipun dalam sub bab ini akan memahami lebih lanjut tentang subjek penelitian, namun agar tidak terjebak dalam pemahaman istilah, maka penulis merasa sangat bertanggung jawab untuk menjelaskan sedikit tentang responden dan sumber data, mengingat masih terkait dalam dunia penelitian.

Subjek secara etimologi artinya pokok pembicaraan, pokok bahasan, pokok kalimat, pelaku, mata pelajaran, orang, tempat, atau benda yang diamati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia subjek adalah sesuatu yang diperbincangkan, didiskusikan, dikaji, dan diteliti. 

Sedangkan secara terminologi menurut Suharsimi Arikunto, subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variabel melekat, dan yang dipermasalahkan. Saifuddin Azwar mengatakan bahwa subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. 

Dari beberapa literatur diatas dapat kita pahami bahwa subjek penelitian adalah segala sesuatu, baik orang, hewan, benda maupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya (atributnya) akan diperiksa. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang melekat pada dirinya atau objek yang terkandung (variabel) penelitian. Kedudukan subjek penelitian itu sendiri merupakan unit yang sangat sentral dalam penelitian, karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel atau objek yang akan diteliti dan diamati berada.

Dalam penelitian survei sosial, subjek penelitian ini adalah manusia dalam penelitian-penelitian psikologi yang sering digunakan pula hewan sebagai subjek, di samping manusia. Dalam proses eksperimen, atau manusia sebagai subjek penelitian ini ada yang berpartisipasi secara aktif dan ada yang berpartisipasi secara pasif.[5] Karena seperti yang kita ketahui tentang penelitian eksperiman biasanya

Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai biaya kesimpulan hasil penelitian. Jika subjek penelitiannya terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya, maka dapat dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh objek secara langsung. Sebaliknya, jika subjek penelitian sangat banyak dan berada di luar jangkauan sumber peneliti, atau batasan populasinya tidak mudah untuk dilakukan, maka dapat dilakukan sampel studi.

Berlanjut dengan pengertian responden dan sumber data. Responden adalah orang yang dapat merespons, memberikan informasi tentang data penelitian. Sedangkan sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti mengamat, membaca, atau bertanya tentang data.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh penelitian sebagai berikut. Judul penelitianya adalah “Hubungan antara mempersembahkan pekerjaan rumah (PR) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setiap hari dengan perasaan benci dengan pelajaranya”.

Variabel pertama: mempersembahkan PR untuk IPA setiap hari. Variabel kedua: perasaan benci siswa terhadap pelajaran IPA. Variabel utuh: hubungan antara mempersembahkan PR dengan rasa benci pada pelajaranya.

Untuk subjeknya yaitu misalnya siswa kelas II Sekolah Dasar (SD). Jadi siswa adalah subjek penelitian, responden, dan sumber data. Disebut subjek penelitian karena siswa merupakan tempat variabel melekat. Dinamakan responden karena siswa dapat diberi pertanyaan langsung tentang variabel yang diteliti. Sedangkan untuk mengetahui tentang dirinya dapat diperoleh darinya sumber data yang diinginkan. Secara ringkasnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
  1. Subjek penelitian : siswa kelas II 
  2. Responden penelitian : siswa kelas II, guru IPA, orang tua siswa 
  3. Sumber data : siswa kelas II, guru IPA, orang tua siswa

Unit Analisis dalam Subjek 

Penelitian Berbicara tentang subjek penelitian, tentunya akan terdapat sangkut pautnya dengan unit analisis. Karena untuk menentukan dengan tepat banyak subjek penelitian yang harus diambil, calon peneliti harus mengingat apa yang menjadi unit analisis dari penelitianya.Tetapi disini penulis tidak akan membahas apa itu defenisi dari unit analisis itu sendiri, melainkan dengan memaparkan contohnya.

Kadang-kadang mahasiswa atau calon peneliti mengajukan pertanyaan tentang berapa sebaiknya jumlah subjek atau responden penelitian yang harus diambil. Anggapan judulnya “Korelasi antara Kreatifitas dengan Prestasi Belajar”, lalu muncul pertanyaan “berapa sekolah yang harus diambil sebagai subjek penelitianya?”.

Namun, judul diatas masih belum spesifik dalam arti calon peneliti atau mahasiwa tidak dijelaskan siswa atau mahasiswa, kelas berapa, dan sebagainya. Maka yang menjadi unit analisis atau subjek penelitian ini adalah siswa atau mahasiswa yang kreatif dan berprestasi belajarnya. Jadi seharusnya mahasiswa atau calon peneliti menanyakan tentang berapa jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian bukan tentang berapa jumlah sekolahnya.

Syarat Sebagai Subjek Peneletian 

Sebagai Subjek Penelitian Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki untuk ditetapkan sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa ada lima persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang agar layak dijadikan informan, yaitu :
  1. Orang tersebut harus jujur dan dapat dipercaya. 
  2. Orang tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan. 
  3. Orangnya suka berbicara, bukan orang yang susah berbicara, apalagi pendiam. 
  4. Orang tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian. 
  5. Orangnya memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terja

Macam-macam Subjek Penelitian

Subjek penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu subjek primer dan subjek sekunder.
  1. Subjek primer adalah mereka yang tergolong sebagai pelaku (orang utama) (asli) yang dijadikan penelitian. 
  2. Subjek sekunder adalah mereka yang sebagai pelaku pendukung terhadap pelaku utama hanya yang diteliti. Subjek sekunder digunakan sebagai sumber tambahan data untuk memperkuat data yang dikemukakan subjek primer. Jadi statusnya tidak mutlak ada.

Dalam praktik penelitian, subjek primer adalah yang menjadi incaran peneliti yang pertama dan utama. Subjek sekunder hanya sebagai tambahan atau pendukung. Maka, seseorang yang akan meneliti harus sebisa mungkin mampu mendeteksi antara subjek primer atau subjek sekunder agar penelitian yang dilakukan tepat sasaran sesuai dengan tujuan dan tujuan penelitian yang dilakukan. Jika penelitian dilakukan tidak pada subjek primernya, sangat memungkinkan, dan sering terjadi, ada informasi yang telah direduksi atau terdistorsi sehingga tidak autentik atau kurang valid.


Itulah pembahasaan materi tentang POPULASI, SAMPEL DAN SUBJEK PENELITIAN yang mimin ambil dari makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Semoga bermafaat dan mudah untuk dipahami yah. Tetap bersyukur atas segala hal yang ada, dan semangat untuk memperjuangkan segala mimpi yang diinginkan. Terima kasih semua . . .

Advertisement

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGERTIAN DAN JENIS POPULASI, SAMPEL DAN SUBJEK PENELITIAN"

Post a Comment