Strategi Mengatasi Learning Loss Pada Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19

Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang dianggap sulit, membosankan, dan membuat pusing kepala. Sehingga sering terjadi siswa melakukan bolos pada saat jam pelajaran matematika di kelas. Munculnya Virus Covid-19 membuat pemerintah membuat keputusan tentang bersekolah yang harus dilakukan dari rumah. Metode pemebelaajran daring ini sebenarnya bukan hal baru, sebab di bebepara negara terutama di negara maju kegiatan ini sudah terbiasa dilakasanakan. Sekolah yang dilakukan dari rumah pada saat ini sering disebut dengan Pembelajaran Daring. Daring merupakan singkatan dari “Dalam Jaringan” sebagai pengganti kata online. 

Learning Loss Pada Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19

A. Pengertian Pembelajaran Online

Menurut Bonk Curtis L. (2002), secara tersirat menyampaikan dalam survei online Training in an Online World, bahwa konsep pembelajaran online sama artinya dengan e-learning. Sementara menurut The Report of the Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk Curtis J. (2002: 29), defines e-learning as “instructional content or learning experieces delivered or enabled by electronic technology”.




Dari pengertian tersebut, yang disebut dengan pembelajaran online atau pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru yang memerlukan komunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Ibarat kata, computer dengan internetnya, handaphone dengan aplikasi canggihnya, telepon dengan mesin fax-nya, dan lain sebagainya. 

Menurut William (1990), online learning dapat dirumuskan sebgai “a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources”  yang berarti kumpulan yang besar dari computer dalam jaringan yang diikat bersama sehingga banyak pengguna dapat berbagi sumber daya mereka yang luas (William, 1999).

Pengertian pembelajaran online merupakan pembelajaran yang meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa seperangkat computer yang saling berhubungan dan juga memiliki kemampuan mengirimkan suatu data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Pada saat ini tidak cukup hanya aspek yang disebutkan diatas. Computer maupun handphone akan sangat menunjang pembelajaran online apabila computer dan handphone tersebut dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi yang mendukung pembelajaran online saat ini, terutama terhubungnya computer dan handphone ke internet. 

Adapun menurut Kenji Kitao (1998) yang memperkuat pernyataan dari Willian tentang pembelajaran online, yaitu pembelajaran online sebagai suatu jaringan computer yang saling terkoneksi dengan jaringan computer lainnya ke seluruh penjuru dunia. 

Namun demikian, pengertian pembelajaran online tidak hanya berkaitan dengan perangkat keras saja, namun juga mencakup perangkat lunak berupa data yang dikirim dan disimpan, yang sewaktu-waktu dapat diakses.

B. Pengertian Learning Los

Pembelajaran daring di Indonesia sudah dilaksanakan selama satu tahun lebih. Pemebelajaran daring dianggap sebagai salah satu solusi agar kegiatan bersekolah tetap berjalan. Namun, seiring berjalannya waktu, pembelajaran daring menunjukkan beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Salah satunya Learning Loss, yaitu hilangnya minat belajar siswa.

The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa Learning Loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan. 

C. Permasalahan Pembelajaran Daring

Selain Learning Loss, terdapat tigas masalah pokok yang lain yang ditimbulkan dari pembelajaran daring, diantara sebagai berikut.

1. Penurunan Tingkat Keinginan Belajar
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di rumah, meskipun dikatakan sekolah namun kebanyakan peserta didik merasa tidak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar di rumah. Kebiasaan guru memperhatikan peserta didik secara langsung di sekolah, keingan belajar peserta didik relative terjaga. 

Tapi saat tidak ada guru, kesadaran ingin belajar pun menurun. Hal ini membuat para orang tua menjadi guru dadakan untuk anak-anaknya. Sedangkan tidak semua orang tua bisa menjadi guru dalam pembeljaran untuk anaknya.

2. Menigkatnya Kesenjangan 
Pembelajaran daring membuka peluang adanya disparitas atau kesenjangan belaajr peserta didik. Tidak efektifnya tes formatif, ditiadakannya berbagai evaluasi, cukup membuat peserta didik dan guru kehilangan acuan seberapa jauh pembelaajran dikatakan berhasil.

3. Kemungkinan Putus Sekolah (Drop Out)
Ketidakpastian sekolah normal kapan dimulai, membuat para peserta didik merasa bosan karena terus-terusan belajar di rumah yang terkesan jenuh mendorong ingin berhenti sekolah. Alasan ketiadaan fasilitas, kebingungan menghadai tugas/PR yang dianggap memberatkan, juga kebosanan membuka jalan untuk para siswa yang hidup di tengah keterbatasan untuk memilih bekerja sehingga dapat meringankan beban keluarga dan bisa menghidupi dirinnya sendiri. 

D. Strategi Mengatasi Learning Loss

Untuk mengatasi Learning Loss, Menteri Pendidikan dan Kenudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menyebut satu-satunya cara meminimalisir terjadinya Learning Loss adalah Pembelajaran Tatap Muka (PTM). “Langkah pertama yang sangat penting sekolah yang sulit melakukan PJJ harus masuk, tatap muka lagi adalah satu-satunya solusi biar mereka tidak lebih ketertinggalan,” kata Nadiem dalam diskusi bertajuk Merdeka Belajar, Transformasi Pendidikan Indonesia, Jumat (22/1).

Banyak ahli menyarankan beberapa strategi yang bisa ditempuh walaupun perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Adapaun strategi tersebut antara lain:

1. Optimizing Teaching and Learning Supports and Resources During School Closures

Strategi ini menjelaskan bahwa sekolah perlu mengoptimalkan segala upaya untuk mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan juga dukungan dalam bentuk keberagaman sumber belajar selama sekolah tidak melakukan tatap muka. Hal ini bisa dilakukan dengan cara, misalnya:
  • Merancang pembelajaran yang variatif, sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat siswa juga cukup efektif bila dilakukan secara online.
  • Lakukang pendekatan yang baik sehingga siswa termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
  • Gunakan pendekatan lain bila terindikasi terdapat siswa yang memiliki keterbatasan komunikasi secara online.
  • Koordinasi dan komunikasi antara sekolah dan orang tua untuk meyakinkan bahwa siswa terlibat dalam pembelajaran, penyelesaian tugas termasuk control orang tua dalam penggunaan gawai.

2. Offsetting The Learning Loss When Scholls Reopen

Memperbaiki hilangnya minat belajar peserta didik saat sekolah kembali dibuka. Rentang waktu yang lama tanpa tatap muka mungkin banyak menimbulkan permasalahan baru, terutama terkait pencapaian pengetahuan dan keterampilan siswa.




Sekolah dalam hal ini bisa membuat semacam jam tambahan bagi siswa yang terindikasi sangat tertinggal dalam pelajaran (dilihat dari kualitas hasil pembelajaran yang terkumpul). Hal ini, tentu saja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan atau bila semua faktor memungkinkan, peserta didik dapat menggunakan sebagian hari libur semester atau libur kenaikan kelas mereka di sekolah untuk mengejar ketertinggalan mereka yang tentu perlu dengan kordinasi yang tepat bersama para guru di sekolah.

Itulah pembahasan artikel mengenai Learning Loss yang terjadi pada saat pandemi covid-19 saat ini. Semoga bermanfaat dan mudah untuk dipahami yah temen-temen. Terima kasih juga untuk temen mimin Ajeng Tika Sarah kelas 2019C Pendidikan Matematika Universitas Siliwangi yang telah membuat artikel ini. Kita doakan semoga beliau dilancarkan segala urusan kuliahnya dan diberkahi segala rezeki yang ada. Aamiin.

Advertisement

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Strategi Mengatasi Learning Loss Pada Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19"

Post a Comment