Metode Dan Model Pembelajaran Yang Efektif Digunakan Dalam Pembelajaran Daring

Metode Dan Model Pembelajaran Daring

A. Pengertian Metode Sinkronus Dan Asinkronus

Pembelajaran yang tadinya diadakan secara luring di sekolah, berubah menjadi daring di rumah masing-masing peserta didik selama masa pandemi covid-19. Berbagai media platform digunakan oleh pengajar untuk menunjang pembelajaran. Pengajar dapat menggunakan metode blended learning, yaitu cara belajar dengan menggabungkan metode sinkronus dan metode asinkronus.  

Metode sinkronus adalah metode yang dilakukan oleh pengajar dan peserta didik dengan berinteraksi secara langsung baik online maupun offline. Akan tetapi dikarenakan pada masa pandemi ini pembelajaran dilaksanakan secara daring maka dari itu platform yang biasanya digunakan oleh para pengajar antara lain, zoom class, google meet, dan sebagainya.  




Sedangkan metode asinkronus adalah proses belajar mandiri dengan bantuan teknologi atau internet, dimana timbal balik dalam berkomunikasi terjadi pada waktu yang berbeda. Platform yang biasanya digunakan antara lain, forum diskusi, google drive, whatsapp group, google classroom, edmodo, dan sebagainya.  

B. Pentingnya Kerjasama Orang Tua Dan Guru Dalam Pembelajaran Daring

Sebagai pengajar, tentu mengubah cara mengajar yang tadinya luring dan sekarang menjadi daring mungkin ada beberapa kendala yang terjadi. Tidak hanya guru yang berperan dalam proses pembelajaran pada masa pandemi ini. 

Tetapi orangtua, kakak, atau bahkan mba yang tugasnya bukan lagi hanya masak, ikut membantu dalam proses pembelajaran. Diperlukannya strategi praktis dalam mendidik seperti mengelola stress, deliver materi sekolah, menjaga mood peserta didik, mendesain aktivitas anti gabut, dan teknis penggunaan teknologi perlu dipersiapkan.  

Mengenai konsep dasar guru sebagai fasilitator jangan sampai ada guru yang misskonsepsi terhadap hal ini. Masih banyak guru yang belum memahami betul arti dari pembelajaran daring. Guru yang belum memahami hanya akan memberikan tugas kepada peserta didik, tanpa adanya proses mengkaji. Guru hanya memberikan tugas lalu memberikan kunci jawabannya saja.  

Bahkan ada cerita dari salah satu orangtua peserta didik yang anaknya diberikan tugas oleh gurunya lalu guru tersebut memberikan kunci jawaban ke ketua kelas. Guru tersebut meminta agar anak-anak jujur untuk memeriksa jawaban mereka masing-masing. Ketika orangtua peserta didik tersebut check kunci jawaban tersebut, ternyata kunci jawaban tersebut ada yang salah. 

Orangtua peserta didik tersebut mencoba menghubungi guru yang bersangkutan dengan menyertakan soal dan foto keterangan jawaban dari buku paketnya. Tetapi, respon yang didapat kurang baik dan hanya mengirim ulang jawaban yang sebelumnya di share ke ketua kelas. Bahkan ada juga peserta didik yang hanya diberikan tugas lalu upload ke google classroom tanpa adanya penjelasan apakah peserta didik sudah mengerjakan tugas dengan benar atau belum. Dan di dalam forum masih banyak peserta didik yang hanya membaca penjelasan saja tanpa merespon guru.  

Jadi, didalam pembelajaran daring yang menjadi sumber masalah bukan hanya dari peserta didik yang tidak semangat dalam belajar tetapi juga ada faktor dari pengajarnya. Sebagai pengajar sudah sepatutnya kita menciptakan kelas yang aktif dan kreatif agar peserta didik tidak jenuh dan antusias terhadap materi yang akan kita bawakan.  

C. Cara Menciptakan Suasana Kelas Yang Aktif

Ada beberapa cara untuk menciptakan kelas yang aktif di dalam forum selama pembelajaran daring, antara lain:  

1. Menguatkan interaksi antara peserta didik dan pengajar

Ketika peserta didik dan pengajar terpisahkan oleh jarak, menciptakan hubungan antara keduanya menjadi hal yang semakin penting. Terkadang hubungan keduanya menjadi canggung dan sulit membangun kepercayaan yang ada pada peserta didik. Sambil menunggu kelas daring dimulai, pengajar dapat menggunakan fitur obrolan untuk menanyakan kabar mereka dan mengingatkan para murid untuk senantiasa menyalakan video mereka. 

Hal ini diharapkan agar pengajar dan peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik. Dengan menyapa para peserta didik dengan cara menyapa namanya juga dapat membangun percaya diri peserta didik untuk membalasnya, sehingga akan terciptanya interaksi.  

2. Merencanakan beberapa kuis interaktif yang dapat dijawab secara real time

Dengan menggunakan kuis interaktif yang dapat dijawab secara real time oleh para peserta didik, diharapkan dapat dijawab oleh seluruh perserta didik yang sedang melaksanakan pembelajaran tersebut. Siswa yang pasif, mereka akan lebih terbuka untuk menjawab melalui sistem jajak pendapat. Oleh karena itu, ini berguna untuk mendorong mereka untuk menjawab dan terlibat dalam kelas yang sedang berlangsung. 

Sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri terhadap siswa yang pasif.  Pengajar dapat menggunakan kuis-kuis interaktif yang ada di internet, salah satunya yaitu kahoot! Yang dapat digunakan oleh pengajar dan mendapatkan hasil secara real time. Kuis ini juga dengan tampilan seperti games yaitu terdapat urutan peringkat untuk peserta didik yang menjawab jawaban yang paling benar dan terdapat skornya juga.  

3. Memanfaatkan interaksi antar siswa

Dengan membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil akan mengharuskan siswa bekerja sama untuk menjawab permasalahan yang diberikan pengajar. Jika siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, perhatian siswa akan mudah terpusat. 

Lagi pula ada beberapa siswa yang hanya nyaman jika berada didalam lingkup yang lebih kecil, selain itu pengajar juga dapat mengawasi jalannya diskusi dengan memberikan perhatian yang merata kepada seluruh kelompok. Jadi tidak ada siswa yang merasa tersisihkan. Pengajar bisa menggunakan platform seperti zoom dengan fitur breakout, jadi pengajar tetap bisa mengawasi jalannya diskusi.  

D. Model Pembelajaran Yang Efektif Digunakan Saat Pembelajaran Daring

Mengenai cara pengembangan keaktifan siswa, bisa dilakukan dengan penguatan terhadap siswa baik penguatan positif maupun penguatan negatif. Penguatan positif bisa dilakukan memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif, sedangkan untuk penguatan negatif bisa memberikan sedikit tekanan kepada siswa supaya bisa aktif dalam pembelajaran tersebut.  

1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran daring dalam kondisi sekarang lebih cocok menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Guru akan memberikan sebuah permasalahan, lalu peserta didik akan mengamati masalah tersebut. Kemudian peserta didik akan mengkaji permasalahan dan peserta didik akan menemukan jawaban atas permasalahan dari guru yang membimbing ataupun dari referensi lainnya seperti buku atau internet. 

Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Problem Based Learning atau Pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan. Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah.

Peserta didik akan mengembangkan jawaban yang didapat, lalu meyajikannya didalam forum. Setelah itu peserta didik akan mengevaluasi hasil proses pemecahan masalah bersama dengan guru. Untuk konsep guru didalam forum adalah guru sebagai fasilitator. Peserta didik dalam pembelajaran daring memang harus meningkatkan literasi. Dengan menggunakan pemecahan masalah diharapkan peserta didik dapat mengerti materi yang disampaikan oleh guru.  

2. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah

Manfaat yang bisa kita dapat  dari Pembelajaran Berbasis-Masalah saat pembelajaran daring diantaranya sebagai berikut:

  • Dengan Kita menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based-Learning) pada saat pembelajaran daring maka akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Artinya belajar tersebut ada pada konteks aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi dimana konsep diterapkan.
  • Dalam situasi saat pandemic maka penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based-Learning) dalam pembelajaran daring, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan nyata bukan lagi teoritis, sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori akan mereka temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung.
  • Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based-Learning) sendiri dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, berfikir kreatif, menumbuhkan inisiatif siswa, motivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam belajar kelompok.

3. Tujuan Model Pembelejaran problem Based Learning (PBL)

Tujuan yang ingin dicapai dalam model pembelajaran Problem Based Learning  (PBL) adalah suatu kemampuan peserta didik untuk bisa berpikir kritis,  kreatif, analitis, sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Berikut ini beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning “PBL”:

Berikut merupakan tujuan pembelajaran menggunakan model pembeajaran Problem Based Learning (PBL) :

a. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Dan Keterampilan Memecahkan Masalah
Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sendiri salah satu tujuannya yaitu agar peserta didik bisa melakukan Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata. Sehingga diharapkan hasil dari penggunaan model ini bisa meningatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan problem solving atas suatu permasalahan.

b. Belajar Peran Menjadi Orang Dewasa
Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sendiri salah satu tujuannya yaitu untuk membantu siswa berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Artinya bahwa bentuk pembelajaran ini penting untuk menjembatani kerjasama dalam menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang yang mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga dapat memahami peran di luar sekolah.




c. Keterampilan Untuk Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sendiri salah satu tujuannya yaitu dalam proses pembelajarannya Guru yang senantiasa secara terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong siswa mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar menangani tugas-tugas pencarian soslusi itu secara mandiri dalam hidupnya nanti.

Itulah pembahasan mengenai bagaimana seorang guru mempersiapkan suatu pembelajaran yang aktif dan menarik dalam pembelajaran daring dengan menggunakan metode dan model yang efektif digunakan dalam pembelajaran daring saat ini. 

Semoga bermanfaat dan mudah untuk dipahami. Terima kasih kepada teman mimin yaitu saudari Lia Arista Kelas 2019C Pendidikan Matematika Universitas Siliwangi yang telah membuat artikel ini, kita doakan semoga segala urusan dan kebutuhan studinya dilancarkan dan dimudahkan oleh Allah swt, aamiin. Terima kasih semua. . .

Advertisement

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Metode Dan Model Pembelajaran Yang Efektif Digunakan Dalam Pembelajaran Daring"

Post a Comment