Bagaimana pendapat anda mengapa pembelajaran di Indonesia masih diwarnai oleh teori behaviorisme. Jelaskan

Bagaimana pendapat anda mengapa pembelajaran di Indonesia masih diwarnai oleh teori behaviorisme. Jelaskan..?

Jawab :

Teori behavioristik mendifinisikan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan (pendewasaan) semata. Teori behaviorisme sendiri berfokus pada stimulus dan respon, sehingga secara tidak langsung teori belajar ini berfokus kepada hasil yang nampak.

Dengan adanya perubahan yang Nampak ini maka seseorang dapat dikatakan sudah mengalami belajar Ketika sifat atau sikap perilaku yang ia tunjukan berbeda atau berubah dengan sikap sedari awalnya. 

Karena teori ini menekankan pada stimulus dan respon maka sejalan dengan apa yang ada pada sistem Pendidikan kita, di mulai dari adanya sistem kurikulum yang memberikan stimulus gambaran kepada sistem Pendidikan agar sesuai dengan apa yang sudah di rencanakan, adanya tujuan pendidikan yang telah ditentukan oleh pemangku kebijakan, dan lain sebagainya yang membuat atau membentuk respon sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah dibuat.

Sehingga dalam sistem Pendidikan Indonesia ini lebih mengendepankan apa yang di tuju selaras dengan apa yang dari awal telah dibuat. Dengan kata lain Pendidikan di Indonesia lebih menekaknan kepada industrialisasi Pendidikan, karena apa? Karena tujuan dan out put dari Pendidikan di Indonesia selain daripada pengetahuan dan moral, juga membentuk dunia industrialisasi dari hasil siswa-siswanya belajar. Dengan kata lain yang lebih realistis yaitu tujuan akhir dari sistem Pendidikan di Indonesia itu untuk bisa bekerja.

Dengan gambaran yang barusan saya jelaskan tadi, siswa akan diberi stimulus secara berulang agar respon atau out put dari pembelajaran itu sesuai dengan kerangka atau batasan-batasan yang diinginkan oleh si pemberi stimulus tersebut. Siapa si pemberi stimulus itu ? yaitu guru sebagai fasilitator pembelajaran dan juga pemerintah yang memgang kebijakan. 

Sehingga secara tidak langsung menempatan si pembelajaran sebagai manusia yang tidak aktif terhadap lingkungannya. Ya walaupun bapak Menteri kita sekarang mengeluarkan istilah “merdeka belajar” tetapi pada saat pelaksanaanya di lapangan masih saja menggunakan teori behavior ini. 

Advertisement

Subscribe to receive free email updates: