Pengertian, Karakteristik, Faktor serta Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik
Pengertian Perkembangan Fisik
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu, yang meliputi meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, hormon, dll), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), disertai perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Kuhlen dan Thomphson (dalam Hurlock 2012) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu sebagai berikut :
- Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
- Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoric
- Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis
- Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.
Pengertian Psikomotorik
Perkembangan psikomotor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara saraf pusat dan otot. Dimulai dengan gerakan kasar yang melibatkan bagian besar dari tubuh, seperti duduk, berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain.
Keterampilan motorik dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) Keterampilan motorik halus, seperti keterampilan kecekatan jari, menulis, menggambar, menangkap bola dan sebagainya; (2) Keterampilan motorik kasar, meliputi kegiatan-kegiatan otot seperti berjalan, berlari, naik dan turun tangga, melompat dan sebagainya.
Pixabay.com |
Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik
Secara umum, terdapat perbedaan antara gambaran perubahan-perubahan fisik berdasarkan jenis kelamin laki-laki dengan perempuan (Artaria 2010; Ridlwan 2019).
Selain perbedaan pada jenis kelamin, setiap fase perkembangan juga memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda mulai dari bayi sampai dewasa. Berikut ini karakteristik perkembangan fisik peserta didik berdasarkan rentang usia:
1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak Usia 0-5 tahun.
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar.
Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik (Rahman 2009, 50).
2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak usia 5-11 tahun
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang (Istiqomah 2019).
3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 8-9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki.
4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 10-11 tahun
Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
5. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja
Pada masa remaja perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, mimpi basah, dan lainnya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa puberitas).
6. Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa
Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan fisiknya dan gerakannya lebih terampil.
Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposional memberikan kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai titik maksimal. Pada masa ini pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga hasil dari pertumbuhan ini menentukan kemampuan fisik.
Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik perkembangan psikomotorik juga mengalami perbedaan tiap tahun atau fase perkembangan (Hidayat and Nur 2018). Adapun karakteristik perkembangan psikomotorik peserta didik dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 3 tahun
Tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat, dapat melompat 15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan berganti kaki, dapat berjingkrak.
2. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 4 tahun
Lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar, dapat melompat 24-33 inchi, dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki, dengan bantuan, dapat melakukan jingkrak 4 sampai 6 langkah dengan satu kaki.
3. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 5 tahun
Dapat melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif, dapat melompat 28-36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa bantuan, berganti kaki, dapat melakukan jingkrak dengan sangat mudah
4. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 6-12 tahun
Pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori:
- Keterampilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi, berpakain sendiri dan lebih mandiri.
- Keterampilan menolong orang lain; Keterampilan berkaitan dengan orang lain, seperti membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu.
- Keterampilan sekolah; mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari, bernyayi, dll.
- Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melemper dan menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.
5. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, laki-laki mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding perempuan.
Kemampuan psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan.
6. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa
Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotorik.
Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik peserta didik (Samio 2018, 36–37), yaitu:
1. Keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
Dalam hal ini, faktor keturunan akan mempengauhi perkembangan fisik peserta didik. Selain itu, lingkungan peserta didik juga akan mempengaruhi seberapa cepat perkembangan fisiknya.
2. Gizi
Contohnya peserta didik yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang mendapatkan asupan gizi.
3. Gangguan emosional
Contohnya peserta didik yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari.
4. Jenis kelamin
Contohnya peserta didik laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada peserta didik perempuan.
5. Status sosial ekonomi
Contohnya peserta didik yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
6. Kesehatan
Contohnya peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh
Apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh peserta didik
8. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system).
Pertumbuhan syaraf dan perkembangan kemampuan peserta didik membuat intelegensi (kecerdasan) meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem sistem syaraf peserta didik, akan semakin baik dan beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya.
Namun uniknya, berbeda dengan organ tubuh lainnya, organ sistem syaraf apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi.
9. Pertumbuhan otot-otot.
Peningkatan tonus (tegangan otot) peserta didik dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas pada peserta didik yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatannya dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa. Peningkatan dan pengembangan keterampilan peserta didik tersebut bergantung pada kualitas pusat sistem syaraf dalam otaknya.
10. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin (endocrine glands).
Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang meliputi bagian atas ginjal dan memroduksi bermacam-macam hormon termasuk hormon seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang memproduksi dan mengatur berbagai hormon termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma), juga menimbulkan pola-pola baru tingkah laku peserta didik ketika menginjak remaja.
Perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku peserta didik terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau berolahraga, berubahnya gaya dandanan atau penampilan, dan lain lain.
11. Perubahan struktur jasmani.
Semakin meningkat usia peserta didik akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills anak.
Pengaruh perubahan fisik peserta didik juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri merupakan konsep diri (self-concept) peserta didik tersebut. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perkembangan fisik peserta didik lebih memiliki signifikasi daripada usia kronologisnya sendiri.
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikomotor
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik, baik yang menghambat dan mendukung peningkatan potensi kemampuan psikomotorik peserta didik (Samio 2018, 36–17) adalah sebagai berikut:
1. Faktor pola asuh orang tua.
Contohnya pola asuh otoriter dapat menghambat perkembangan psikomotorik. Saat orang tua menerapkan pola asuh terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang anak sangat sensitif apalagi setiap anak tidak dapat secara langsung dioptimalkan secara cepat dengan kata lain memaksakan kemampuan dengan waktu yang singkat.
2. Gen dari orang tua.
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka perkembangan psikomotorik peserta didik akan lancar, begitu pun sebaliknya.
3. Pengaruh lingkungan.
Pengaruh lingkungan ini biasa berasal dari keluarga, sekolah maupun lingkungan bermain.
4. Interior ruang belajar.
Menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotnya, dan sebagainya.
Perkembangan fisik dan psikomotorik yang bagus menjadi harapan kita bersama. Bukan hanya peserta didik yang ditekankan bagus perkembangan fisik dan psikomotorik mereka namun juga guru sendiri tidak boleh lalai menjaga kebugaran dan kesehatannya.
Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik Dalam Pembelajaran.
Dengan memahami karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik, maka guru harus mampu mengkondisikan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik fisik dan psikomotorik peserta didik, dengan cara:
- Guru lebih memahami dan menghargai perbedaan individual anak, khususnya karakteristik fisik. Misalnya anak yang tinggi dan pendek, gemuk dan kurus, dll semua harus mendapat tempat yang benar di dalam hati guru dan mendapat perlakuan yang sama.
- Orang tua dan peserta didik harus selalu diingatkan tentang pentingnya makanan bergizi untuk pertumbuhan fisik peserta didik, khususnya makanan empat sehat lima sempurna. Bukan makanan yang dibeli siap saji.
- Media pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan yang bisa secara langsung menstimulasi fisik dan psikomotorik anak, misalnya media empat dimensi
- Guru harusnya lebih banyak memberikan stimulasi supaya mempercepat kematangan perkembangan psikomotorik peserta didik, misalnya pemberian layanan pengajaran dan bimbingan.
- Guru mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan. Misalnya untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak remaja harus aktif mencari lingkungan dan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan naturalnya, dan guru mengambil posisi kunci untuk menolong mereka menggunakan dan mengembangkan bakat-bakat mereka.
- Lingkungan pendidikan harus menyediakan ruang untuk bermain bagi peserta didik. Dengan bermain, mereka mempelajari segala hal dan yang terpenting mampu melatih fisik dan psikomotorik mereka. Hal itu juga bisa meminimalisir mereka menggunakan permainan yang menggunakan handphone yang justru berbahaya bagi perkembangan fisik dan psikomotorik mereka.
Untuk perkembangan fisik dan psikomotorik ini, stimulasi anak dapat menggunakan permainan yang melibatkan gerakan fisik dan psikomotorik. Alasannya karena bermain merupakan salah satu kebutuhan dan hak dasar anak yang wajib dipenuhi oleh orang dewasa di sekitarnya, termasuk wajib dipenuhi oleh guru.
Apabila kesempatan anak untuk bermain hilang atau berkurang maka akan hilang atau berkurang pulalah kesempatan anak untuk belajar dengan cara yang alami dan menyenangkan. Permainan yang sebaiknya digunakan berupa permainan yang banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh agar otot-otot tumbuh kuat.
Anak juga dapat menyalurkan tenaga/energi yang berlebihan sehingga tidak merasa gelisah. Begitu juga supaya perkembangan motorik halus dan motorik kasarnya bisa optimal. Sangat berbeda ketika peserta didik hanya main game melalui handphone, hanya jari-jarinya yang bergerak sehingga fisik dan psikomotoriknya kurang dapat tumbuh optimal.
Itulah pembahasan materi mengenai Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik yang mimin ambil dari modul Perkembangan Peserta Didik KB 1 PPG Guru PAI. Semoga bermanfaat dan mudah untuk dipahami yah temen-temen.
0 Response to "Pengertian, Karakteristik, Faktor serta Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik"
Post a Comment