PENGERTIAN DAN JENIS PENELITIAN BERDASARKAN FUNGSI

Pengertian dan Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi
Pixabay.com

JENIS PENELITIAN BERDASAKAN FUNGSI

Berikut jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya:

a. Penelitian Dasar (basic/fundamental research) 

Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasidan teori baru. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip dan hukum-hukum ilmiah, meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian ini tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang dihasilkan dapat mendasari pemecahan masalah praktis.

b. Penelitian Terapan (applied research) 

Penelitian terapan dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah dan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Fungsi penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Tujuan penelitian terapan tidak semata-mata untuk mengembangkan wawaasan keilmuan, tetapi juga untuk pemecahan masalah praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan.

c. Penelitian Tindakan (action research) 

Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses dan peahaman tentang praktik-praktik pendikan secara utuh, mengembangkan profesional, dan meningkatkan hasil kegiatan. Tujuan penelitian ini menunjukkan implikasi yang harus diperhatikan. Pertama, penelitian tindakan harus dilakukan secara ilmiah sesuai konsep penelitian ilmiah. Kedua, harus meliatkan kelompok partsipan sehingga dapat dilakukan kolaborasi. Ketiga, harus dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan seperti ketrampilan mengajar. Keempat, harus dilakukan untuk acuan melakukan refleksi diri.

Aspek pokok penelitian tindakan ini ada tiga, yaitu:
  1. Untuk memperbaiki praktik 
  2. Untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam arti mengembangkan pemahaman dan ketrampilan baru para praktisi dalam praktik yang dilaksanakan 
  3. Untuk memperbaiki keadaan atau situasi tersebut dilaksanakan.

Inti dari penelitian tindakan ini adalah menekankan pada tindakan dalam praktik atau situasi nyata yang terbatas, sehingga diharapkan dari tindakan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.

d. Penelitian Penilaian (assessment research) 

Penelitian penilaian adalah penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu perlakuan dengan waktu dan program tertentu.

e. Penelitian Evaluasi (evaluation research) 

Penelitian evaluasi merupakan bagian dari penelitian terapan, tetapi tujuannya dapat dibedakan dengan penelitian terapan. Penelitian evaluatif adalah penelitian yang digunakan untuk penilaian keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk, atau kegiatan suatu lembaga berdasarkan kreteri tertentu. Manfaat penelitian ini antara lain adalah dapat menambah waawasan tentang suatu kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk melakukan kebijakan.




Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi bisa dikatakan juga penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi.

f. Penelitian Komparatif Studi komparatif (comparative study) 

Penelitian Komparatif Studi komparatif (comparative study) atau studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variable tertentu. Tujuan penelitian komparatif adalah untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program yang sejenis atau hampir sama yang melibatkan semua unsur atau komponennya. Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, factor-faktor pendukung hasil. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan unsureunsur atau factor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.

Jika suatu yang dibandingkan itu tentang situasi atau kejadian, maka unsure-unsur atau komponen yang dianalisis sedikit berbeda, seperti deskripsi situasi atau kronologis kejadian, kompleksitas situasi atau intensitas kejadian, factor-faktor penyebab dan akibat-akibatnya. Dari analisis tersebut juga akan dapat ditemukan factor-faktor dominan yang melatarbelakangi atau diakibatkan oleh suatu situasi atau kejadian.

Penelitian komparatif dapat digunakan jika: 
  1. Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan
  2. Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi factor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab-akibat secara langsung
  3. Pengontrolan terhadap seluruh variable (kecuali variable bebas) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat-buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh
  4. Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan.

g. Penelitian Korelasional 

Penelitian ini mempelajari hubungan dua variable atau lebih, yakni hubungan variasi dalam satu variabel dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamai koefisien korelasi. Penelitian korelasional dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara dua variabel atau lebih.

Penelitian korelasional bertujuan untuk menguji hipotesis yang dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien kolerasi (r) antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkolerasi. Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan kompetensi professional guru. Semua variabel yang ada kaitannya, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, mata pelajaran yang diampu, dan lain-lain diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kompetensi professional guru.

Karakteristik penelitian korelasional yaitu:
  1. Adanya hubungan dua variabel atau lebih 
  2. Adanya koefisien korelasi, yang menunjukkan tinggi rendahnya hubungan 
  3. Tidak ada perlakuan (treatmean) khusus 
  4. Data yang diperoleh bersifat kuantitatif.

Penelitian korelasional memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 
  1. Hanya mengidentifikasi hubungan antar variabel, bukan mengidentifikasi hubungan sebab-akibat
  2. Kurang tertib dan ketat jika dibandingkan dengan metode eksperimental karena kurang melakukan control terhadap variabel-variabel bebasnya
  3. Cenderung mengidentifikasi pola hubungan semu yang kurang reliable dan valid
  4. Pola hubungan sering tidak menentu dan kabur
  5. Sering memberikan rangsangan penggunaannya semacam pendekatan “shot gun”, yaitu memasukkan data tanpa pandang bulu dari sumber yang beragam dan memberikan interprestasi yang bermakna atau yang berguna.

Penelitian korelasi dapat digunakan jika: 
  1. Variabel-variabel yang diteliti cukup rumit, tidak dapat dimanipulasi dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental
  2. Ingin mengukur beberapa variabel yang saling berhubungan secara serentak dan realistic
  3. Ingin mengetahui eratnya hubungan atau tinggi rendahnya hubungan antar variabel
  4. Jumlah subjek tidak terlalu banyak

Kekuatan korelasi antara berbagai variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, sedangkan koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik atau ketidaksejajaran. Angka 0 (nol) untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Semakin besar koefisien korelasi (positif ataupun negatif), maka sekamin besar kekuatan hubungan antar-variabel.

Terdapat tiga makna penting dari suatu variabel, yaitu:
  1. Kekuatan hubungan antar variabel
  2. Signifikansi statistic hubungan kedua variabel tersebut 
  3. Dan arah korelasi

h. Penelitian Studi Kasus 

Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu, kelompok atau lembaga yang dianggap memiliki atau mengalami kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup lama tentang sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya. Mendalam, artinya mengungkap dan menggali data secara mendalam dan menganalisis secara intensif factor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan itu? Apa yang dia lakukan setiap harinya? Bagaimana hubungan sosial dia dengan teman-temannya? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tindakannya tersebut?

Karakteristik penelitian studi kasus yaitu meliputi:
  1. Menyelidiki suatu kasus atau masalah secara mendalam dan sistematis
  2. Menghasilkan suatu gambaran yang lengkap yang terorganisasi dengan baik
  3. Lingkup masalah dapat mencakup keseluruhan aspek kehidupan atau hanya bagian-bagian tertentu dan factor-faktor yang spesifik saja, tergantung tujuan studi
  4. Sekalipun studi ini hanya menganalisis unit-unit kecil dan spesifik tetapi dapat melibatkan variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar
  5. Adanya suatu target, yaitu untuk memecahkan masalah
  6. Pada umumnya menggunakan pendekatan longitudinal

Contoh isu-isu dalam suatu kasus yakni peserta didik jarang masuk sekolah, guru tidak disiplin dalam mengajar, peserta didik tidak naik kelas, peserta didik sering tidur didalam kelas, dan lain-lain. Disini, peneliti perlu mencari data berkenaan dengan pengalaman subjek pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan faktor-faktor penyebab munculnya kasus tersebut. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti teman, pimpinan (kepala sekolah), guru, orang tua, termasuk subjek itu sendiri. 

Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, studi dokumentasi, tes, dan lain-lain tergantung pada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, jika perlu dibahas atau didiskusikan dengan peneliti lain sebelum menarik simpulansimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.

Keunggulan penelitian studi kasus yaitu meliputi: 
  1. Peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh
  2. Hasil studi dapat dijadikan informasi awal untuk perencanaan penelitian yang lebih besar dan luas
  3. Karena dilakukan secara intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap variabel-variabel penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian lebih intensif
  4. Hasil studi kasus dapat melengkapi contoh-contoh yang berguna untuk mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara statistik

Kelemahan penelitian studi kasus yaitu meliputi:
  1. Data yang diperoleh sifatnya subjektif, maksudnya hanya berlaku untuk individu yang bersangkutan
  2. Hasil studi tidak dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain
  3. Karena fokus studi terbatas pada unit-unit yang kecil, studi-studi kasus dibatasi dalam keterwakilannya
  4. Generalisasi informasi sangat terbatas penggunaannya, sehingga tidak berlaku terhadap populasi sampai ada penelitian lanjutan yang melengkapi studi tersebut
  5. Pemilihan kasus itu sendiri lebih kepada sifat dramatiknya daripada sifat atau cirri kasus itu sendiri, atau dipilih karena cocok dengan konsep peneliti sebelumnya
  6. Jika hanya menempatkan data pada satu konteks tertentu tanpa melihat konteks yang lain, maka penafsiran subjektif dari peneliti dapat mempengaruhi hasil studi
  7. Studi kasus tidak dapat menguji hipotesis, tetapi dapat melahirkan hipotesis untuk penelitian lebih lanjut

i. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) 

Penelitian dan pengembangan adalah rangkaian proses atau langkahlangkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran dikelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran dikelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain. Metode penelitian ini dianggap cukup ampuh untuk memperbaiki praktik.

Penelitian pendidikan pada umumnya jarang diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluative, dan eksperimental.

Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup:
  1. Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan
  2. Kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya)
  3. Kondisi factor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsure pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan tempat produk tersebut akan diterapkan

Metode evaluative, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model).

Metode eksperimental, digunakan untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada pengukuran, pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.


Itulah pembahasan soal mengenai JENIS-JENIS PENELITIAN BERDASARKAN FUNGSI yang mimin ambil dari makalah Mata Kuliah METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA. Semoga bermanfaat dan mudah untuk dipahami yah temen-temen. Jangan lupa selalu menebar kebaikan untuk sekitar dan selalu memberi manfaat untuk orang lain. Terima kasih semua. . .

Advertisement

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGERTIAN DAN JENIS PENELITIAN BERDASARKAN FUNGSI"

Post a Comment